Surabaya | RuangRana.com – Kegiatan Periodik Wayang Kulit kembali digelar di Taman Budaya Jawa Timur dengan tajuk “Gelar Budaya Kabupaten Madiun” pada Jumat malam (20/9/2024) pukul 20.00 WIB. Acara yang diselenggarakan di Pendhapa Jayengrana ini akan menampilkan gelar Wayang Kulit yang dibawakan oleh dalang bocah dan dalang muda potensial dari Kabupaten Madiun, yang selama ini dikenal memiliki talenta-talenta dalang yang luar biasa.
Kepala UPT Taman Budaya Jawa Timur, Ali Ma’ruf, menegaskan bahwa selain sebagai hiburan, pergelaran ini juga merupakan wujud nyata upaya pelestarian seni tradisional yang semakin tergerus oleh derasnya arus modernisasi, dengan mengenalkan kesenian wayang kulit beserta dalang muda Jawa Timur secara global, didukung dengan publikasi melalui live streaming di saluran Youtube Cak Durasim. Tidak hanya terbatas bagi masyarakat pecinta wayang, acara ini diharapkan dapat menjangkau generasi muda di manapun yang mungkin selama ini belum mengenal secara dekat dengan kesenian tradisional wayang kulit.
Ali Ma’ruf menambahkan bahwa acara ini sejalan dengan upaya Pemerintah Kabupaten Madiun dalam membina dan mengembangkan bakat muda di bidang seni pertunjukan, terutama wayang kulit. Kabupaten Madiun, yang dikenal sebagai salah satu daerah dengan tradisi wayang yang kuat, ingin memastikan bahwa warisan budaya ini tetap bertahan dan diteruskan ke generasi mendatang. Selain sebagai hiburan, acara ini diharapkan bisa menjadi refleksi bagi masyarakat, terutama di era digital yang kerap kali membuat budaya lokal terlupakan. Pergelaran ini juga menjadi bukti bahwa seni tradisional masih memiliki tempat di hati masyarakat, meskipun harus bersaing dengan berbagai bentuk hiburan modern.
Dalang bocah yang akan tampil dalam “Gelar Budaya Kabupaten Madiun” adalah Ki Danendra Kidung Sindutama, yang telah meraih penghargaan sebagai Dalang Bocah terbaik Jawa Timur maupun Nasional, menyuguhkan lakon “Sena Bumbu” dalam format pakeliran padat. Dua dalang muda potensial dari Kabupaten Madiun, yakni Ki Angger Resi Setya Wicaksana dan Ki Nabil Ekri Rasfadillah Erlambang juga akan menyajikan pakeliran semalam yang dikemas dengan Garapan Wayang Padat dan mengangkat Lakon “Gathutkaca Kalajaya”.
Tampilnya dalang bocah dan dalang muda dalam pergelaran ini diharapkan dapat mendorong proses regenerasi dalam dunia pewayangan. Pergelaran ini juga diharapkan mampu memberikan bukti bahwa seni wayang kulit mendapatkan tempat tersendiri di kalangan anak muda, sekaligus menjaga agar tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun ini tetap lestari di masa mendatang.