Surabaya | RuangRana.com – Pelukis cilik asal Mojokerto Nadira Zahra Ramadina siswa SMPN 1 Sooko Kabupaten Mojokerto, kembali menampilkan karya lukisnya lewat pameran tunggal seni rupa dengan tema “My Journey”. Pameran ini digelar di Galeri Prabangkara, UPT Taman Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Jalan Genteng Kali No. 85 Kota Surabaya.

Dibuka secara langsung oleh Samad Widodo, selaku Kepala UPT Taman Budaya, 50 karya lukisan Nadira yang telah dikurasi Agus “Koecink” Sukamto ini, ditampilkan selama enam hari yakni 4-9 Febuari 2023 jam 10.00-20.00 WIB. Dalam acara pembukaan tersebut, diperdengarkan pula rekaman sambutan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Hudiyono yang berisi ucapan selamat dan sukses kepada Nadira Zahra Ramadina atas terselenggaranya pameran seni rupa “My Journey”. Hudiyono yang dikenal dengan panggilan Cak Huddd sangat mengapresiasi upaya dan karya-karya seni rupa yang sangat luar biasa. Kesenian dan Kebudayaan menjadi pendukung berkembangnya sektor Pariwisata di Indonesia, khususnya Jawa Timur. Selain itu Cak Huddd berharap dengan hadirnya seniman, perupa muda seperti Nadira bisa memberikan warna baru dalam dunia kesenian di Jawa Timur.

Dalam keterangan kepada RuangRana.com, Nadira mengaku sangat senang bisa difasilitasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur untuk menampilkan karya-karyanya di Galeri Prabangkara. Pameran seni rupa “My Journey” ini merupakan pameran tunggal kedua yang dilakukan Nadira, menjadi rangkaian perjalanan perupa belia berusia 15 tahun yang telah mengikuti 37 pameran bersama di berbagai daerah. Dari 50 karya yang dipamerkan di Galeri Prabangkara, lukisan Candi Jedong menjadi lukisan favorit Nadira. Lukisan ini terinspirasi biografi Jeihan Sukmantoro yang merupakan salah satu seniman lukis atau pelukis terkenal dari Indonesia, sekaligus pendiri Studio Seni Rupa Bandung.

Sejumlah undangan seniman, perupa, curator, penulis hingga awak media turut menghadiri pembukaan pameran “My Journey” ini dan mengapresiasi karya Nadira. Swandayani Swan, putri pelukis kondang Tedja Soeminar mengapresiasi Nadira sebagai pelukis muda berbakat, coretan lukisannya menarik dan spontan. “Banyak lukisan karya Nadira berasa ciri khas pelukis-pelukis besar. Ada goresan rasa pelukis besar Affandi, Nyoman Gunarsa, bahkan ada yang berasa goresan Pelukis Blanco,” tutur Swandayani Swan. “Unik, suatu ketika Nadira akan menemukan jati dirinya sendiri. Sukses ya Nadira,” tambahnya

Kurator, Agus “Koecink” Sukamto dalam sambutannya menjelaskan “Saya pertama kali mengetahui sosok Nadira sebagai pelukis muda saat melihat pameran di Galeri Merah Putih. Saya tertarik pada satu karya yang beda di antara lainnya, ada ekspresi yang bebas tanpa beban. Sepertinya ada suatu kekuatan dari dalam jiwanya yang tidak bisa terbendung untuk melahirkan karya-karya lukisnya dengan berbagai ekspresinya”. Mengamati karya-karya Nadira, Agus melihat beberapa periode perjalanan seni lukisnya, ada periode Bali, candi, manusia, kota, penanda kota, penari, dan periode abstrak. Setiap periode tentu mempunyai daya kreatif atau imajinasi yang membawanya dalam proses pergulatan batin untuk menemukan gaya pribadi dalam melukis. Sudah lama tidak terlihat karya seni lukis yang diciptakan oleh pelukis usia anak atau remaja rasanya ada kangen apalagi di era yang serba klik. Sebagai pelukis yang masih remaja Nabila seakan melaluinya dengan bahagia itu bisa saya perhatikan pada karyanya ketika berada dalam setiap lingkungan atau budaya yang berbeda. Daya imajinasi untuk mengekspresikan karya seni ciptaannya menjadi sesuatu yang menarik untuk diapresiasi. Perjalanan Nadira ternyata tidak berhenti pada obyek-obyek budaya dan seni saja, tetapi juga menyentuh keberadaan manusia sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan masyarakat yang penuh dengan segala masalah baik secara pribadi maupun secara bersama.

Menurut penulis Binhad Nurrohmat, tajuk karya-karya rupa Nadira dalam pameran kali ini setelah sekian tahun pengalamannya berkarya menyajikan suatu arsip perjalanan fisikal dan yang melampaui yang fisikal. Karya-karya ini memberi tahu bahwa perjalanan sanggup mencurahkan perbendaharaan objek yang beraneka dan antusiasme yang berbeda: satwa, manusia, gedung tua, kota-kota, alam, juga jejak kontemplasi dan suasana. Bukan sekadar oleh-oleh perjalanan yang dibagikan Nadira melalui karya-karyanya kali ini. Kita diajak pula seakan turut dalam perjalanannya, kita pun merasakan pengalaman-pengalamannya melalui sapuan bentuk dan warna dari satu tempat ke tempat lainnya. Kita pun mereguk pengalaman-pengalaman kita sendiri setelah mengikuti karya-karya dari hasil perjalanannya ini. Bukan hanya sebagai pengalaman kedua yang kita dapatkan darinya, namun bisa jadi juga “hanya” membuka kotak yang berisi pengalaman lama kita atas objek-objek yang ia hadirkan dalam pameran ini.

Bungsu dari dua bersaudara ini sudah melukis sejak kelas tiga sekolah dasar. Kecintaannya dengan seni rupa bermula dari sang ayah, Indra Tri Kurniawan yang sering mengajaknya melihat berbagai pameran lukisan. Nadira mengaku tak pernah berguru namun mempelajari teknik melukis dari Youtube dan buku, mendapatkan sumber inspirasi lukisan dari berbagai hal, mulai dari buku, film, hingga panorama alam. Dia merasa senang saat memegang kuas. Sehingga, dia tak kesulitan saat menuangkan idenya dalam lukisan. “Kalau sedih jarang melukis. Biasanya melukis karena habis baca buku, lihat film atau jalan-jalan,” papar dia.

Hingga saat ini, Nadira sudah membuat 180 karya lukisan. Dia menggelar pameran tunggal pertamanya dengan 80 karya pada usia 11 tahun. Pameran lukisan tunggal pertamanya diadakan di salah satu rumah makan Kabupaten Mojokerto. Di sisi lain, Indra sang ayah berharap Nadira bisa selalu konsisten dengan bakat melukisnya. Sebab, bakat itu selaras dengan cita-citanya yang ingin melanjutkan pendidikan kuliah di jurusan desain interior. ”Mungkin lebih konsisten dalam berkarya. Termasuk saat menghasilkan lukisan, mungkin dibatasi. Sebulan satu karya tapi makna karyanya harus kuat juga,” pungkas Indra. (Eed)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *