Surabaya | RuangRana.com – Sinergi Lintas Budaya 2024, sebuah acara pergelaran seni yang bertemakan “Satu Rasa Saling Mendukung” berhasil memukau penonton yang hadir di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Rabu (31/7/2024). Acara Sinergi Lintas Budaya ini merupakan apresiasi seni berskala nasional yang diinisiasi oleh Sri Mulyani, pimpinan sanggar Mulyojoyo Enterprise yang menampilkan 20 penyaji seni mulai seni tari, musik, teater, dan monolog dari berbagai daerah di Indonesia mulai Sulawesi Barat, NTB, Bali, Lumajang, Madiun, Malang, Batu, Surabaya selaku tuan rumah, Temanggung, Indramayu hingga Jakarta.

Acara dibuka dengan alunan musik etnik Kelana dari Jakarta, diikuti oleh wilujengan kamulyan, sebuah ritual selamatan yang dihadiri oleh pimpinan sanggar atau komunitas yang berpartisipasi. Hal ini menunjukkan harapan dan doa agar Sinergi Lintas Budaya dapat terus berlanjut di masa yang akan datang.

Sri Mulyani yang merupakan dosen STKW Surabaya dalam sambutannya menyatakan bahwa Sinergi Lintas Budaya 2024 ini bertujuan untuk menjalin hubungan antar seniman Indonesia agar saling bersinergi dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya tradisional Indonesia, harapannya untuk membangun sinergi seni yang lebih profesional dan luas di masa depan. Selain itu juga mengeksplorasi berbagai ragam bentuk seni Indonesia hingga batas terjauhnya dengan melibatkan partisipasi seniman di Indonesia. “Respons seniman sangat luar biasa, baru pertama digelar mereka dari berbagai wilayah di Indonesia sudah ikut terlibat dalam pertunjukan ini. Kami ingin membangun sinergi yang kuat dalam mengapresiasi dan mencintai seni budaya nusantara,” katanya.

Tampak hadir dalam acara ini Dr. H Jarianto, M.Si, Ketua Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya, Efie Widjajanti, S.Sos, M.Pd, Kabid Cagar Budaya dan Sejarah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, serta Ali Ma’ruf, S.Sos, Kepala UPT Taman Budaya Jawa Timur.

Sajian seni yang digelar mulai pukul 15.00 antara lain tari Sekar Jenang Pandaan, Suro Agung Madiun, Topeng Ragil Kuning dari Kampung Budaya Polowijen Malang, Sekarsari Lumajang, Mahesa Kridha Batu, Suryaning Raga Surabaya, tari Zapin dari Lampung, “Masihkah Engkau Tanah Air” dari Sulawesi Barat, Wiranjaye Bali, Wayang Blang Bleng Mbelgedes dari Temanggung Jawa Tengah.

Sesi malam dibuka dengan penampilan tari Catra Melati dari Surabaya, kemudian dilanjutkan dengan penampilan Cupak Gurantang dari NTB, Spark Pulse Fire Surabaya, “Catatanku” yang dibawakan oleh anak-anak disabilitas dari Sri Mulyani Muyojoyo Enterprise Surabaya. penari senior Tri Broto Wibisono membawakan tari “Sesanti”, disusul Topeng Kurung Malang, monolog Sureq dari Sulawesi Barat, pertunjukan teater “Meja” dari Indramayu, dan O2 dari Jakarta.

Mewakili Kepala Dinas Pariwisata Jawa Timur, Ali Ma’ruf, dalam sambutannya, menggarisbawahi pentingnya Taman Budaya Cak Durasim sebagai etalase kesenian Jawa Timur, tempat dimana kesenian nusantara dapat tampil. “Ini bukti bahwa Sinergi Lintas Budaya merupakan implementasi pelindungan, pelestarian, pemanfaatan, dan pengembangan kebudayaan dalam UU No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan,” ujarnya.

Sementara itu Kabid Cagar Budaya dan Sejarah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, Efie Widjajanti, S.Sos, M.Pd, yang sebelumnya menjabat Kepala Laboratorium dan Pengembangan Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur mengatakan, “Jika Sinergi Lintas Budaya ini diadakan lebih dari tiga kali, maka bisa diusulkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya XI Jatim. Daerah untuk dukungan pendanaan melalui Indonesiana, atau bahkan dikurasi melalui KEN (Karisma Event Nusantara) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.” (Eed)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *