Surabaya | RuangRana.com – Kerinduan panjang para penikmat seni Ketoprak di Surabaya terobati, dengan tampilan apik Ketoprak Suryo Budoyo yang membawakan lakon Pedhut Mataram di Pendapa Jayengrana, Jum’at (02/08/24) malam.
Lakon Pedhut Mataram yang disutradarai oleh Deni Wijaya ini berhasil memukau penonton dengan alur cerita yang menggugah dan penghayatan yang mendalam dari para pemainnya. Mengisahkan pembangkangan terhadap Panembahan Senopati, Ki Ageng Mangir akhirnya berhasil ditundukkan melalui siasat Ki Juru Martani dengan menyamar sebagai pengamen atas perintah Panembahan Senopati. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan terbesar di tanah Jawa. Banyak penguasa wiayah yang tunduk pada Panembahan Senopati, namun Ki Ageng Mangir sebagai penguasa Mangir menolak untuk menyerahkan daerahnya kepada Mataram Islam. Ki Ageng Mangir meyakini tanahnya adalah tanah perdikan yang bebas.
Melalui Ki Juru Martani, Retno Pembayun putri Panembahan Senopati berhasil meluluhkan hati Ki Ageng Mangir. Saat menghadap Panembahan Senopati, Ki Ageng Mangir kahirnya mati oleh panembahan Senopati dengan cara kepala Ki Angeng Mangir dibenturkan ke batu gilang tempat duduk singgasana Panembahan Senopati.
Pergelaran Ketoprak Suryo Budoyo kali ini merupakan penutup dari rangkaian acara yang diadakan tidak hanya bertujuan untuk merayakan hari kemerdekaan, tetapi juga untuk memperkuat rasa kebanggaan dan kecintaan masyarakat terhadap budaya lokal. Kepala Taman Budaya Jatim, Ali Ma’rup, S.Sos., MM menuturkan bahwa kegiatan ini juga menjadi implementasi Taman Budaya Jawa Timur sebagai tempat yang terpercaya dan terdepan dalam melestarikan, mengelola dan mengembangkan seni budaya yang ada di Jawa Timur.
“Untuk mewujudkan visi ini, Taman Budaya selalu mengembangkan, melestarikan, dan memperkaya seni di Jawa Timur secara adil dan berkesinambungan. Selain itu, Taman Budaya juga aktif mempromosikan potensi kesenian dan karya-karya seniman di Jawa Timur,” ujarnya.
Ali menambahkan bahwa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia seniman dalam menghadapi berbagai tantangan di masyarakat, Taman Budaya juga mengembangkan dan memperkuat jejaring berkesenian.
“Tak lupa kami mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada penyelenggara kegiatan, seluruh pendukung yang terlibat dalam kegiatan ini, serta para hadirin semua. Selamat menonton dan berekspresi menuju kedamaian,” cetus Ali.
“Dengan berakhirnya rangkaian acara ini, diharapkan Taman Budaya Jawa Timur dapat terus menyelenggarakan kegiatan serupa di masa mendatang, memberikan ruang bagi seniman lokal untuk berkarya dan memperkenalkan budaya Jawa Timur kepada masyarakat yang lebih luas,” pungkasnya.