Surabaya | RuangRana.com – Pergelaran Sandur Kalongking Bojonegoro dengan konsep Teater Arena di halaman Taman Budaya Jawa Timur berlansung dengan sangat meriah Jumat (11/10/2024) malam kemaren. Kekuatan dramaturgi yang dimiliki Agus Sighro Budiono sang sutradara diperlihatkan dengan apik dalam pertunjukkan tersebut. Lima tokoh utama dalam kesenian Sandur yaitu Germo, Cawik, Balong, Pethak, dan Wak Tangsil menampilkan dialog yang mampu menarik perhatian penonton yang memadati sekeliling panggung pertunjukan.
Dibuka oleh Efie Widjajanti, Kabid Cagar Budaya dan Sejarah (CBS) Disbudpar Jatim mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, pergelaran kali ini berbeda dengan pergelaran budaya yang biasanya tampil di Taman Budaya Jawa Timur. Konsep teater arena memungkinkan penonton menikmati pertunkukan dengan lebih intens, karena dapat melihat jalannya pertunjukan dari semua sisi, mengelilingi panggung pertunjukan.
Efie mengungkapkan pertunjukan Sandur Kalongking Bojonegoro kali ini merupakan aktualisasi luar biasa dari anak-anak muda yang mencintai dan mewarisi budaya lokal. Ia juga mengundang seluruh masyarakat untuk terus mendukung acara-acara serupa sebagai bentuk penghargaan terhadap para seniman muda yang masih mencintai dan mempelajari seni tradisional.

Apresiasi disampaikan secara langsung oleh Budiyanto, S.Pd., MM, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro atas kolaborasi yang telah terjalin antara pihaknya dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan UPT Taman Budaya Jawa Timur.
Menurut Budiyanto kesenian Sandur merupakan salah satu jenis teater tradisional khas Bojonegoro yang telah ada sejak sebelum tahun 1960-an dan masih tetap eksis hingga kini. Menurutnya, walaupun tarian ini sangat tradisional, generasi muda Bojonegoro tetap melestarikan dan mengembangkannya.
“Kami sangat berterima kasih atas kolaborasi ini. Bersama-sama, kita membina dan mengembangkan kesenian tradisional agar warisan budaya ini tetap lestari dan diteruskan oleh generasi muda, karena yang tampil adalah anak-anak sekolah, sebagai bukti bahwa mereka bangga akan kesenian daerah dan turut berperan aktif dalam melestarikannya” tutur Budiyanto saat menutup sambutannya.
Pada kesempatan yang sama Bambang Dwi Sumanto, Kasi Dokumentasi dan Publikasi Taman Budaya Jawa Timur mewakili Kepala UPT Taman Budaya Jawa Timur menyampaikan, tujuan utama kegiatan ini untuk memperluas potensi daerah sebagai penopang kebudayaan nasional. Juga untuk mendorong pengembangan dan meningkatkan kualitas karya seni dan kehidupan berkesenian di Jatim. Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi sarana penguatan basis pembinaan seniman di Jatim serta meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya lokal.

Selain dipadati ratusan penonton, pergelaran Sandur Kalongking Bojonegoro juga disiarkan secara langsung melalui channel YouTube Cak Durasim. Pertunjukan yang berlangsung sekitar 2 jam menghipnotis pengunjung dari awal hingga akhir pertunjukkan. Puncak pertunjukan Sandur diakhiri dengan atraksi Kalongking. Kalongking merupakan adegan magis dan akrobatik pada bagian akhir pertunjukan kesenian tradisional Sandur yang dimainkan oleh seorang pemain dengan cara menaiki tali yang direntangkan pada dua tiang pancang bambu pada ketinggian tertentu dan diterangi obor dari bawah. Adegan kalongking ini merupakan kode simbolik kehidupan.
Melihat antusiasme pengunjung yang memadati area pertunjukan kesenian Sandur dengan nilai filosofis Jawa yang terkandung di dalamnya, menjadi bukti bahwa warisan budaya tradisional masih dapat eksis di tengah modernitas dan diteruskan oleh generasi penerus. (EED)