Surabaya | RuangRana.com – Dalam rangka memperingati Hari Jadi Jawa Timur ke- 79 yang jatuh pada tanggal 12 Oktober 2024, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur melalui UPT Taman Budaya Jawa Timur akan menggelar pertunjukan Kesenian Sandur Bojonegoro, Jum’at (11/10/24) pukul 19.00 WIB mendatang di halaman depan Gedung Kesenian Cak Durasim di Jl. Gentengkali no 85 Surabaya.
Pertunjukan Sandur kali ini akan menampilkan gelaran dari Grup Kesenian Sandur Kembang Desa dari Sanggar Sayap Jendela, Kelurahan Ledok Kulon, Bojonegoro yang dipimpin oleh Agus Sighro Budiono. Kesenian Sandur Bojonegoro merupakan produk kearifan lokal dari Kabupaten Bojonegoro. Kesenian teater tradisional sandur di Desa Ledok Kulon berperan sebagai pelestari nilai-nilai kearifan lokal yang ada di Desa Ledok Kulon. Meskipun kesenian Sandur sempat mulai jarang ditampilkan dan hampir punah, akan tetapi kesenian ini masih memiliki penggemar tersendiri di Bojonegoro dan mulai terlihat geliat kebangkitannya.
Seni pertunjukan sandur memiliki unsur cerita (drama), tari, karawitan, akrobatik (kalongking). Cerita dalam kesenian Sandur mengajarkan budi pekerti, tolong menolong dan teposeliro. Pada setiap pertunjukannya menampilkan beragam nilai sosial seperti nilai edukatif, nilai moral, nilai keindahan, nilai religious, nilai hiburan dan nilai seni. Kesenian tradisional Sandur memiliki ciri-ciri yang sama dengan teater tradisional daerah lainnya yaitu mempunyai sifat yang sederhana dalam penyajiannya. Daya tarik pertunjukan kesenian Sandur terletak pada kemampuannya sebagai pembangun dan pemelihara solidaritas kelompok serta sebagai pemelihara nilai-nilai kearifan lokal yang ada pada masyarakat. Kesenian Sandur ini tidak hanya berfungsi sebagai tontonan atau hiburan semata tetapi sebagai juga sebagai media pelestari nilai-nilai kearifan lokal pada masyarakat.
Dalam pertunjukannya di masyarakat kesenian Sandur ditampilkan dalam durasi antara 3 sampai 5 jam pada malam hari, yang terbagi dalam delapan adegan yang terdapat dalam tiga babak pergantian babak selalu ditandai dengan tembang yang dilantunkan panjak hore. Pertunjukkan Sandur sampai saat ini masih menunjukkan eksistensinya dan semakin maju. Persepsi masyarakat terhadap kesenian Sandur sangat beragam. Banyak orang yang gemar menonton merasa Sandur membawa dampak positif sehingga terpengaruh dengan tema dan nilai-nilai yang dibawakan dalam setiap pertunjukkannya, Namun tidak jarang yang merasa dengan melihat kesenian Sandur tidak membawa pengaruh apa-apa karena menganggap kesenian sandur hanya sebuah hiburan semata.
Kesenian Sandur ini akan tetap eksis dan bertahan di tengah-tengah perkembangan teknologi seperti sekarang ini karena kesenian Sandur ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan saja tetapi sebagai penyeimbang di tengah-tengah perkembangan teknologi sekarang ini karena Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kesenian dan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Bojonegoro telah sepakat memasukkan Sandur ke dalam ekstrakulikuler di sekolah-sekolah SMK di Bojonegoro.
Grup Kesenian Sandur Kembang Desa – Sanggar Sayap Jendela dengan alamat di Jalan Kapten Rameli, Kelurahan Ledok Kulon Bojonegoro yang dipimpin Agus Sighro Budiono akan datang membawa tim kesenian kurang lebih 30 orang, masing-masing 15 putra dan 15 putri. Susunan tim Kesenian Sandur Bojonegoro adalah sbb.:
1. Sutradara: Agus Sighro Budiono
2. Penata Artistik: Sapto Priyono, S.Sn.
3. Penata Musik: Mukarom
4. Penata Rias/kostum: Winarti, S.Sn.
5. Penata Lampu: Gempur
6. Penata Property: Eko Priyatno
7. Para Pemain: Agus Setiawan/ Wak Tangsil; Dimas Saputra/ Pethak; Afi Alfarisi Zahri/ Balong; Safina Nur MaKayla A./ Cawik; Arimbi Prameswari/Gemek; Agus Sighro/Kang Germo; Ezar Sarwahita/ Penari Jaranan 1; Nirmala Dwiyanti/ Penari Jaranan 2.