Surabaya | RuangRana.com – Prosesi Kirab Tumpeng Sujud Bumi menjadi penutup rangkaian acara Pekan Wayang Jawa Timur 2024 di halaman Taman Budaya Jawa Timur, Jumat (8/11/2024). Prosesi yang disajikan selepas Isya oleh PEPADI Kota Surabaya bersama Sanggar Baladewa, Komunitas Kapitayan Surabaya dan MLKI (Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia) Surabaya di halaman Taman Budaya Jawa Timur menjadi sarana untuk melangitkan rasa syukur dan doa terbaik untuk pelestarian wayang di masa-masa mendatang.

Seusai prosesi Kirab Tumpeng Sujud Bumi acara dilanjutkan dengan Gelar Wayang Dalang Surabaya yang merupakan event untuk membaca kembali potensi seniman muda potensial Surabaya melalui program kerja PEPADI Kota Surabaya yang terus konsiten melakukan pembinaan.

Pada Pekan Wayang Jawa Timur 2024 hari terakhir ini juga dilangsungkan seminar revitalisasi wayang Madura dan pergelaran wayang anak-anak pada pagi dan siang hari sebelum berlangsungnya prosesi Kirab Tumpeng Sujud Bumi. Pekan Wayang Jawa Timur 2024 juga menjadi ajang untuk memperkenalkan kembali bentuk-bentuk wayang tradisional yang kurang dikenal oleh publik luas, seperti Wayang Beber yang dipamerkan oleh Sanggar Lung Pacitan, di Galeri Prabangkara. Salah satu wayang beber yang dipamerkan adalah visual klasik tentang lakon Jagong Putri Boyongan yang menceritakan kehidupan pasca perang dari tokoh Putri Sabrang. Putri Sabrang dibawa ke kerajaan Kediri sebagai Putri Telukan setelah Raden Klana Sewandono dikalahkan oleh Tawang Alun.

Pekan Wayang Jawa Timur 2024 yang mengusung tema Wayangku Keren Wayangku Beken membuktikan bahwa seni tradisional seperti wayang, meski memiliki akar sejarah yang dalam, tetap bisa berkembang dan beradaptasi dengan dinamika zaman serta tetap dimintai oleh kaum muda. Hal tersebut tercermin dengan pergelaran wayang yang melibatkan 18 dalang muda Jawa Timur selama 3 hari.

Melalui Pekan Wayang Jawa Timur 2024 ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur menggarisbawahi pentingnya menciptakan ekosistem yang mendukung pelestarian seni dan budaya, agar dapat terus berkembang dan tidak kehilangan relevansinya di mata masyarakat. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan melibatkan generasi muda dalam berbagai kegiatan seni budaya, termasuk wayang. Hari Wayang Nasional ke-6 yang diperingati bersamaan dengan acara ini menjadi momentum penting bagi para penggiat budaya dan seniman untuk kembali menggugah kesadaran masyarakat tentang nilai historis dan edukatif wayang. (AMR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *