Surabaya | RuangRana.com – Pekan Wayang Jawa Timur 2024 dibuka oleh Ali Ma’ruf, Kepala UPT Taman Budaya Jawa Timur, Kamis (7/11/2024) bertepatan dengan peringatan Hari Wayang Nasional ke-6. Mengambil tema “Wayangku Keren, Wayangku Beken”, acara ini bukan hanya merayakan kesenian tradisional, tetapi juga menyoroti bagaimana wayang, yang telah berusia ratusan tahun, mampu beradaptasi dan tetap relevan dalam budaya modern. Acara ini bertujuan memupuk rasa bangga terhadap seni wayang di kalangan generasi muda sekaligus memuat sebuah pernyataan tegas tentang pentingnya pelestarian seni wayang di tengah kemajuan zaman serta mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga dan mengembangkan warisan budaya yang tak ternilai harganya.

Ali Ma’ruf, Kepala UPT Taman Budaya Jawa Timur, dalam sambutannya mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur menegaskan pentingnya kebudayaan sebagai fondasi dalam memperkuat karakter bangsa. “Wayang memiliki makna yang jauh lebih dalam dari sekadar hiburan. Di dalamnya ada nilai-nilai luhur yang tetap relevan dengan tantangan zaman sekarang,” ujarnya. la berharap peringatan Pekan Wayang ini bisa menjadi pemicu semangat bagi generasi muda untuk berperan aktif dalam melestarikan seni budaya, sekaligus sebagai sarana memperkenalkan kekayaan seni wayang kepada khalayak luas, termasuk generasi milenial.

Ki Wisnu Jati Pamungkas memainkan Lakon Regawa Boyong yang mengisahkan kisah Rama dan Shinta – (Eed-RuangRana.com)

Sementara itu di tempat yang sama, Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Jawa Timur Periode 2022-2027, Sinarto, S.Kar., M.M, dalam sambutannya menekankan pentingnya membangun imunitas melalui kesenian, salah satunya dengan memperkuat pedalangan. Generasi pedalangan Jawa Timur diharapkan dapat terus membangun jejaring. “Dengan adanya jejaring yang kuat, wayang Jawa Timur diharapkan bisa terus eksis dan bahkan mendapat tempat di panggung global. Keberadaan seniman, seperti dalang dan pengrawit, sangat vital dalam memperkuat budaya lokal dan menjaga kesenian agar tetap relevan di tengah perkembangan zaman,” tutur Sinarto. Ia juga mengingatkan adanya potensi ancaman yang bisa muncul apabila seniman dan perangkat kesenian tidak diberdayakan dengan baik. Seni wayang dan pedalangan harus mampu dihargai dan masuk dalam pilihan hiburan yang bernilai ekonomi.

Selain menampilkan berbagai pertunjukkan wayang seperti wayang kulit, wayang golek, hingga wayang kontemporer yang dirancang dengan sentuhan modern untuk menjangkau lebih banyak audiens, terutama generasi muda, pekan wayang kali ini juga diramaikan dengan pameran wayang, pameran kerajinan dan UMKM, kirab budaya, pergelaran parade dalang muda Jawa Timuran, peluncuran buku wayang Jawa Timuran serta seminar revitalisasi Wayang Madura. (AMR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *