Surabaya | RuangRana.com – Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui UPT Taman Budaya akan menyelenggarakan kegiatan Workshop Pedalangan dengan tema “Progres Pedalangan dalam Era Digitalisasi Tahun 2024”, bekerjasama dengan PEPADI Jatim. Acara akan dilaksanakan di Pendapa Jayengrana Taman Budaya Jatim pada tanggal 25 hingga 26 Maret 2024, bertindak sebagai narasumber, Sinarto, S.Kar., MM., ketua PEPADI Jatim dengan materi berjudul: “Mengenal Perilaku Konsumen” serta Ki Jlitheng Suparman, seorang dalang nyentrik dari Surakarta yang biasa mendalang “Wayang Kampung Sebelah” yang akan membahas materi “Mengenal Video Reels Dan Video On Demand, Wahana Dalang Mengembangkan Ekspresi Di Media Digital”.
Dalang, sejak kemunculannya di Zaman Prasejarah mempunyai peran penting di dalam kehidupan sosial budaya. Ia bukan hanya seniman yang multitalenta, melainkan juga budayawan dan ahli spiritual yang mampu menghubungkan antara dunia nyata dan dunia maya. Jika pada masa lalu dunia maya yang dihadapi oleh dalang adalah dunia roh, maka dunia maya yang dihadapi oleh dalang pada zaman sekarang adalah internet.
Sejak Zaman Prasejarah sampai dengan Zaman Orde Lama, dalang di dalam kehidupan masyarakat selalu ‘mengambil peran’ positif. Banyak peran yang disandang oleh dalang pada masa itu, antara lain sebagai syaman, sebagai guru masyarakat, sebagai seniman, dan sebagai budayawan. Hanya di Zaman Orde Baru dalang ‘diperankan’ oleh pemerintah dan para elite politik untuk menyampaikan misi-misinya. Pada Zaman Reformasi sampai sekarang, dalang dituntut untuk ‘mengambil perannya’ kembali sebagai seniman yang berwawasan luas, kreatif, dan inovatif, agar pakeliran yang disajikan dapat diterima oleh generasi milenial yang mulai berjarak dengan dunia tradisi.

Kepala Disbudpar Jawa Timur Evy Afianasari, menyampaikan, dalam menghadapi lajunya era digital, para pelaku seni tradisi, termasuk dalang, harus memiliki pemahaman dan kesiapan yang cukup. Kreativitas, inovasi, dan kolaborasi menjadi kunci kesuksesan dalam menghadapi kemajuan zaman. “Namun, sebagian besar dalang, terutama yang berusia di atas 50 tahun dan tinggal di pedesaan, masih buta teknologi. Oleh karenanya dibutuhkan upaya untuk memberikan pelatihan dan bantuan teknologi kepada mereka. Meski demikian, sebagian dalang muda yang kreatif dan inovatif mampu menangkap sinyal Revolusi Industri 4.0. Mereka mulai mempublikasikan pergelaran wayangnya melalui internet, seperti situs web berbagi video atau YouTube, serta berbagi pengetahuan dan keterampilan teknik pakeliran di media web. Hal ini tidak hanya untuk meraih popularitas, tetapi juga untuk mengenalkan wayang kepada generasi milenial yang lebih akrab dengan dunia maya” imbuhnya.
Menyikapi apa yang disampaikan Evy Afianasari, Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui UPT Taman Budaya menyelenggarakan kegiatan Workshop Pedalangan di tahun 2024 ini dengan tema “Progres Pedalangan dalam Era Digitalisasi Tahun 2024” selama 2 hari. (AMR)